Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

DILEMA UPAH MINIMUM DALAM PUSARAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA (HIP) Oleh: Yosminaldi, SH. MM (Mahasiswa Doktoral MSDM Univ. Negeri Jakarta) Ketua Umum FK-HR EJIP, ASPHRI, Praktisi Senior & Konsultan MSDM & Hubungan Industrial

  Kebijakan upah minimum, pada prinsipnya bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, khususnya kepada pekerja yang baru (pekerja pemula) dalam memulai “dunia baru”, yaitu dunia kerja yang jauh berbeda dengan dunia pendidikan.   Di beberapa negara maju dan negara berkembang, isu upah minimum tetap menjadi isu sentral & rutin yang cukup “mengganggu” sistem dan mekanisme hubungan industrial.   Tujuan diadakannya sistem dan kebijakan upah minimum adalah, untuk menutupi kehidupan dan “pembiayaan minimum” karyawan bersama keluarganya. Artinnya, tujuan kebijakan upah minimum tersebut bisa menjamin penghasilan pekerja, sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu, meningkatkan produktifitas kerja dan mengembangkan serta meningkatkan bisnis perusahaan agar lebih efisien. Kebijakan dan sistem upah minimum di Indonesia, pertama kali diimplementasikan pada awal dasa warsa 70an (Suharyadi, 2003). Penerapan sistem dan kebijakan upah minimum di era t...

TIM, KERJASAMA & KESUKSESAN Oleh: Yosminaldi, SH. MM

  “Bersama-sama adalah permulaan. Tetap bersama adalah kemajuan. Bekerjasama adalah kesuksesan.” (Henry Ford) Sebuah Tim, untuk menuju kesuksesan harus melalui 4 (empat) proses utama, yaitu proses sosialisasi, proses interpersonal, proses mental bersama dan proses pengambilan keputusan (Muchinsky, 2006: 294). Mari kita simak dan perhatikan pembahasannya satu-persatu sebagai berikut. 1.       Proses Sosialisasi. Pada proses ini, terjadi penyesuaian timbal balik yang menghasilkan perubahan, seiring waktu dalam hubungan antara seseorang dengan tim. Sosialisasi merupakan proses yang dialami seseorang ketika bergabung dengan tim, berada didalam tim dan akhirnya meninggalkan tim. Sementara itu, tim juga dipengaruhi oleh kedatangan, kehadiran dan kepergian para anggotanya.   2.       Proses Interpersonal . Ada 4 (empat) hal penting dalam proses Interpersonal: Komunikasi, Konflik, Kohesi dan Kepercayaan:   Komuni...

SEJARAH PANJANG HARI BURUH (MAY DAY) Oleh Yosminaldi, SH. MM (Ketua FK-HR EJIP & Praktisi Senior HRD)

        “Buruh adalah awal dan tanpa memiliki modal. Modal hanyalah buah hasil kerja. Tidak akan pernah ada keuntungan, jika buruh tidak pernah ada. Buruh berada diatas modal dan patut mendapat pertimbangan yang lebih tinggi”- Abraham Lincoln                          Peringatan 1 Mei sebagai hari buruh internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois,  Amerika Serikat  (AS) pada 4 Mei 1886. Peristiwa Haymarket sangat berkaitan dengan aksi mogok kerja yang sudah berlangsung pada April 1886.               Saat itu, kemuakan kaum pekerja atas dominasi kelas borjuis telah mencapai puncaknya. Hal tersebut memicu ratusan ribu orang dari kelas pekerja memilih bergabung dengan organisasi pekerja 'Knights of Labour' yang bercit...

SDM UNGGUL – INDONESIA MAJU: IMPIAN ATAU KENYATAAN? Oleh: Yosminaldi, SH. MM (Mahasiswa Doktoral MSDM Univ. Negeri Jakarta) Ketua Umum ASPHRI & FK-HR EJIP & Praktisi Senior HRD

  Era Revolusi Industri 4.0 sebentar lagi sudah usang. Sejumlah negara besar yang dimotori Jepang, sudah memasuki dan mengimplementasikan era lanjutan yang lebih canggih: Revolusi Industri 5.0. Serial ini akan tetap berlanjut secara konsisten dan tanpa bisa dibendung. Disaat kita “terjebak” dalam idiom konservatif – tradisional, negara2 lain berlomba-lomba bak Moto GP yang tak henti-hentinya mengeksplorasi dan ekspansi kecanggihan teknologi menuju masa depan nan nyaman, praktis, efisien dan berorientasi beneficial. Sumber daya manusia pada suatu bangsa memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa tersebut. Sebuah bangsa yang maju ternyata adalah bangsa yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas, dan dapat melahirkan berbagai kreatifitas untuk mendukung pengembangan bangsanya. Indikator dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari rata-rata tingkat pendidikan anggota masyarakatnya dan juga kualitas pendidikannya. Saat ini kualitas sumb...

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di era globalisasi, sebuah catatan kecil. Oleh: Yosminaldi, SH. MM Ketua FK-HR EJIP & Praktisi Senior HRD

  Tantangan dan peluang di Era Globalisasi serta antisipasi yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh, merupakan tema yang sangat relevan untuk situasi saat ini karena berbagai alasan. Salah satu diantaranya adalah, dikarenakan masalah sumber daya manusia dan globalisasi adalah dua dari sekian banyak topik yang paling hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Tidak terhitung sudah berapa banyak seminar, ceramah, lokakarya, simposium dan artikel koran sampai saat ini yang tak henti-hentinya mengangkat topik tersebut baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Pernyataan para pejabat, serta lontaran para pakar, tokoh masyarakat dan kaum profesional dalam berbagai kesempatan, semuanya menambah bobot nilai dan arti penting dari kedua topik tersebut. Hal ini terjadi karena topik sumber daya manusia dan globalisasi memang menyangkut masalah dasar yang amat penting bagi kelangsungan hidup kita sebagai bangsa saat ini dan dimasa mendatang.   Kita seb...

REVOLUSI INDUSTRI 4.0: TANTANGAN & PELUANG SDM INDONESIA Oleh: Yosminaldi, SH. MM (Mahasiswa Doktoral MSDM Univ. Negeri Jakarta) Ketua Umum FK-HR EJIP, ASPHRI & Praktisi Senior HRD

  Sejarah Industrialisasi dunia dimulai dengan Revolusi Industri 1.0 pada akhir abad ke-18, dengan munculnya mesin bertenaga uap dan penemuan alat tenun yang secara radikal mengubah bagaimana barang-barang diproduksi. Seabad kemudian, berlanjut dengan Revolusi Industri 2.0, dengan penemuan listrik dan jalur perakitan yang memungkinkan produksi barang-barang secara massif.   Pada 1970-an, Revolusi Industri ketiga atau 3.0 dimulai dengan kemajuan dalam otomatisasi bertenaga komputer yang memungkinkan kita memprogram mesin dan jaringan. Revolusi Industri keempat alias 4.0 adalah Revolusi Industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Dalam Revolusi ini, tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur, termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan dan komputasi kognitif. Saat ini, Revolusi Industri 4.0 tersebut, telah mengubah ekonomi, pekerjaan, dan bahkan budaya kehidupan serta aktifitas masyarakat itu sendir...

REVISI UU 13 TAHUN 2003: PERLUKAH? Oleh: Yosminaldi, SH. MM (Mahasiswa Doktoral MSDM Univ. Negeri Jakarta) Ketua Umum FK-HR EJIP, ASPHRI & Praktisi Senior HRD

  UU No.13/2003 pada dasarnya merupakan pengganti dari UU No.25/1997 yang kontroversial, karena UU No.25/1997 sempat diundangkan, tetapi ditunda sampai dua kali yang akhirnya terpaksa UU No.13/2003 diundangkan. Karena kalau tidak, UU No.25/1997 akan berlaku. Jadi, UU No.13/2003 ini memang terpaksa diundangkan karena kawatir UU No.25/1997 akan berlaku karena tidak mungkin ditunda untuk ketiga kalinya (Prof. A. Uwiyono: 2003). UU No.13/2003 sampai saat ini masih mengundang kontroversial. Terutama pertama, mengenai masalah inkonsistensi antara pasal yang satu dengan pasal yang lain. Hal ini menimbulkan ketidakpastian hukum. Dampaknya, akan menciptakan ketidakharmonisan hubungan industrial di tempat kerja antara pengusaha dengan pekerja. Ada inkonsistensi dalam membuat aturan, misalnya tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang disatu pihak bisa dilakukan atas dasar jangka waktu. Tapi ada pasal lain yang menyatakan bahwa Perjanjian Kerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang bers...