KILAS BALIK DEBAT CAWAPRES: GIBRAN TAK MENUNJUKKAN JATI DIRI Penulis: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Politik & Demokrasi)
"Jangan berdebat dengan orang-orang bodoh, karena mereka akan menyeret Anda ke tingkat mereka dan kemudian mengalahkan Anda dengan pengalaman" Mark Twain
Ajang debat Cawapres pertama pada Jum'at/22 Desember 2023 yang dinantikan masyarakat, usai sudah. Debat berlangsung lancar, hangat, bahkan terkesan provokatif. Ketiga Cawapres mempertontonkan gaya bicara, sikap, perilaku dan karakter diri masing2 apa adanya, agar bisa menarik perhatian dan minat publik untuk memilih di Pilpres 2024 nanti.
Ketiga Cawapres memiliki latar berlakang pengalaman kerja, pendidikan dan organisasi berbeda. Cak Imin terlihat lebih menunjukkan sebagai organisator yang memiliki segudang ide dan gagasan untuk bisa diejawantahkan pada saat terpilih nanti. Sementara Gibran, dengan pengalaman 2 tahunan sebagai Walikota Solo, berusaha maksimal menyampaikan hasil kerja nyata dalam membangun kota Solo. Terakhir, Mahfud MD tampil lebih terkontrol, matang dan bijak dalam merespon setiap pertanyaan dan memberikan penjelasan yang diminta Moderator.
Masing2 Cawapres dengan segala kelebihan, juga menunjukkan kekurangannya secara apa adanya di depan publik. Dalam ajang debat, jika seseorang diserang, secara manusiawi akan melakukan pembelaan diri. Strategi membalas serangan lawan dalam adu debat, tentu akan berbeda diterapkan oleh masing2 Cawapres.
Persiapan matang dalam penguasaan materi tentu sebuah keharusan. Namun, gaya dan cara menyikapi setiap "serangan lawan", tentu akan menjadi faktor penting publik untuk melihat dan menilai kematangan, ketenangan dan karakter diri masing2 Cawapres.
Disinilah kejelian kita untuk menentukan sikap untuk memilih calon Pemimpin. Sosok Pemimpin yang komplit harus memiliki ketenangan, kematangan dan kedewasaan dalam bersikap. Termasuk dalam menyikapi setiap serangan yang menohok kepada kehormatan pribadi seseorang.
Menjadi seseorang apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan, itulah yang harus dinilai oleh publik pemilih. Karaktek, perilaku dan gagasan2 artifisial yang menyesatkan, justru akan menjadi bumerang bagi Cawapres.
Orginalitas seseorang, justru bisa menjadi "credit point" untuk mendulang suara. Gaya, karakter, perilaku, intonasi dan gagasan pesanan alias artifisial, menunjukkan sang Cawapres tak berani menunjukan jati diri seutuhnya.
Tak ada manusia yang sempurna. Justru celah2 kekurangan yang masuk akal dan manusiawi, akan mendapatkan "endorsement" dari publik.
ORISINALITAS VS ARTIFISIAL
Gambaran yang dilukiskan publik selama ini kepada Gibran: pasif, menghindar, kurang responsif & kekanak-kanakan, justru ditunjukkan dengan sikap, perilaku dan gaya bicara sebaliknya. Gibran yang tampil di ajang adu debat, bukan Gibran yang selama ini dipersepsikan oleh publik.
Gibran tampil lebih pro-aktif, agresif bahkan provokatif. Gibran menjadi "Bintang" dalam ajang debat Capwares di hari pertama. Dua orang bergelar Doktor dan Profesor dibuat tak berkutik dengan kalimat2 menohok yang dilontarkan Gibran. Gibran penuh percaya diri.
Namun, sungguh sangat disayangkan, penampilan Gibran menunjukkan sebuah kamuflase diri yang sebenarnya. Gibran terlihat memaksakan diri untuk tampil tidak menjadi diri sendiri. Gibran terlalu mengikuti pola skenario tim suksesnya. Gaya hafalan dalam setiap menyampaikan ide dan gagasan serta menjawab pertanyaan masih terlihat sangat kental. Gibran terkesan tegang, kaku dan serius. Bahkan, melakukan "blunder" dengan membuat pertanyaan2 tak simpati yang terkesan menjatuhkan dan menjebak lawan bicara.
Tentu saja skenario ini sebuah kesalahan besar yang makin membuat publik tak nyaman. Materi pertanyaan yang terlalu teknis dan kurang umum, justru terkesan berniat memojokkan lawan bicara.
Harusnya pertanyaan2 yang diajukan lebih mengajak lawan debat untuk menyampaikan pandangan dan opini pribadinya, bukan justru membuat publik berfikir, pertanyaan2 tsb "tak membumi" bahkan tak rasional.
Ajang debat adalah forum saling menyampaikan ide, gagasan dan kebijakan2 yang akan diimplementasikan jika nanti terpilih sebagai Capres dan Cawapres. Setiap kata dan kalimat yang diucapkan oleh masing2 Capres dan Cawapres, akan menjadi catatan penting publik untuk didiskusikan dan diambil kesimpulan secara komprehensif.
Perdebatan yang fokus kepada substansi yang ideal-konstruktif akan memberikan pencerahan kepada publik, dibanding sikap, gaya dan perilaku artifisial tanpa isi dan makna positif yang justru menyesatkan persepsi publik.
Berdebatlah secara substansial dan bermakna, agar semua ide, gagasan dan fikiran2 anda bisa memberikan kontribusi besar untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara.
Kesampingkan dulu ego pribadi yang saling menjatuhkan lawan demi sebuah kemenangan. Utamakan niat baik untuk kemajuan, kejayaan dan kesejahteraan masa depan bangsa berpenduduk no 4 terbesar di muka bumi ini. Bravo dan Selamat Berdebat!
Bekasi, 23 Desember 2023
Komentar
Posting Komentar