DEBAT CAPRES-CAWAPRES: AJANG ADU GAGASAN ATAU PENCITRAAN? Oleh: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Demokrasi, Politik & Hukum)
Setiap kali berdebat dengan kelompok intelektual, aku selalu menang. Tapi anehnya, setiap kali berdebat dengan orang bodoh, aku tak berdaya. ~ Imam Syafi'i
Sesuai rilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), debat Capres-Cawapres akan digelar sebanyak lima kali. Adapun debat pertama akan berlangsung pada Selasa, 12 Desember 2023. Selanjutnya debat kedua pada Jum'at, 22 Desember 2023, debat ketiga pada Minggu, 07 Januari 2024, debat keempat pada Minggu, 14 Januari 2024 dan debat kelima atau terakhir pada 04 Februari 2024.
Tema debat untuk setiap sesi berbeda-beda. Debat pertama bertopik Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga. Tema debat kedua tentang Ekonomi, Perpajakan, Perdagangan, APBN-APBD, Infrastruktur dan Perkotaan. Tema debat ketiga tentang Hankam, Hubungan Internasional dan Geopolitik. Tema debat keempat tentang Pembangunan berkelanjutan, SDA, LIngkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. Diakhiri dengan sesi debat kelima dengan tema Kesejahteraan sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, SDM dan Inklusi.
Apa yang bisa kita harapkan dengan digelarnya debat Capres-Cawapres yang hanya sebanyak lima kali itu? Mampukah Para Capres-Cawapres merangkum begitu banyak domain debat yang sangat komplek tersebut dalam waktu yang relatif sangat singkat? Bisakah ajang debat tersebut menjadi referensi utama Pemilih dalam menentukan siapa yang akan dipilih?
Atau ajang debat cuma sekedar forum pencitraan diri masing2 Capres-Cawapres dengan segala kosmetika perilaku dan sikap artifisial untuk mendapatkan simpati rakyat?
PELAJARI KOMPETENSI & REKAM JEJAK
Memilih calon Pemimpin Nasional yang berjuluk Presiden di negara no 4 terbesar di dunia ini sungguh tak mudah. Tugas, peran, tanggung-jawab dan wewenang seorang Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dan juga Kepala Negara di era society 5.0 plus tantangan kompleksitas permasalahan bangsa dan negara, tak cukup dengan adu debat yang terkesan seremonial dan formalitas semata.
Kapasitas, Abilitas, Kualitas dan Kompetensi Capres-Cawapres harus benar2 maksimal dan optimal. Aspek-aspek Kematangan, kedewasaan, pengalaman, integritas dan kompetensi harus menjadi persyaratan mutlak bagi seorang Pemimpin yang akan menakhodai kapal besar Nusantara yang multi kompleks ini. Rekam jejak perjalanan karir seorang Capres-Cawapres harus benar2 menunjukkan pola karir yang bertingkat dan menunjukkan jejak hasil kinerja yang mengesankan.
Pemimpin Nasional harus mendekati kualifikasi "sempurna". Sebuah titik klimaks prasyarat yang bisa meyakinkan mayoritas rakyat untuk antusias ikut mendukung spirit kepemimpinan menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Tak pelak lagi, masa kampanye yang hanya 2.5 bulan plus lima kali debat Capres-Cawapres, bukanlah sebuah preferensi utama dalam memilih Capres-Cawapres terbaik. Rekam jejak kinerja, prestasi & produktivitas Capres-Cawapres harus dibuka dan disebarluaskan secara masif oleh KPU kepada seluruh masyarakat, khususnya Para Pemilih. Mereka berhak mendapatkan informasi2 data pribadi Capres-Cawapres, khususnya rekam jejak dan karir profesional masing2 Capres-Cawapres.
Salah memilih calon Pemimpin Nasional, artinya akan berdampak buruk untuk jangka waktu lima tahun kedepan.
Ibarat Moderator dalam sebuah seminar yang menyampaikan "Curriculum Vitae" (CV) seorang Narasumber, rekam jejak yang panjang, matang dan terang-benderang, akan memberikan keyakinan dan antusiasme audiens untuk selalu bersemangat mendengarkan, memperhatikan dan memahami sang Narasumber untuk menyampaikan materinya di depan seluruh peserta seminar.
Jangan mencari calon Pemimpin Bangsa seperti "beli kucing dalam karung". Kita tak pernah tahu apa jenis kucing, warna bahkan kondisi fisik dan mental sang kucing. Kita butuh calon Pemimpin Nasional yang lahir dari sistem demokrasi yang transparan, terbuka dan komprehensif.
Rekam jejak Capres-Cawapres yang bermasalah, justru akan membuat masalah baru disaat nanti terpilih. Pemilu dan Pilpres yang bersih, jujur, adil, langsung, bebas dan rahasia harus benar2 dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
KPU dan Bawaslu sebagai DUET lembaga penyelenggara dan pengawas Pemilu dan Pilpres, harus berani, mandiri, independen dan bebas campur tangan dari pihak manapun.
Suara rakyat adalah suara Tuhan. Vox Populi Vox Dei. Mari kita kawal Pemilu dan Pilpres 2024 yang benar2 jujur dan anti kecurangan, agar negeri ini benar2 selalu berada dijalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah Swt. Aamien.
Bekasi, 11 Desember 2023
Komentar
Posting Komentar