Al-Zaytun, JIS & Kegaduhan Sosial Penulis: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Sospol, Hukum & Ketenagakerjaan)

 Negeri ini silih berganti diisi dengan berita2 heboh, penuh kontroversi bahkan membuat kegaduhan sosial. Berita2 gaduh tersebut terkait dengan issue2 yang menabrak akal sehat dan nalar publik, seperti Ponpes Al-Zaytun yang melecehkan dan menistakan ajaran agama Islam, rumput stadion JIS yang akan diganti karena disebut tak berstandar FIFA, kasus korupsi BTS triliunan rupiah yang menyeret petinggi negara dan banyak kasus2 lainnya.

Hari2 kita dirasuki info2 yang secara rasional seharusnya tak perlu terjadi dan membuat kegaduhan di masyarakat. Lalu, kenapa kasus2 tersebut terjadi, muncul dan membuat kehebohan yang bisa berdampak buruk terhadap kredibilitas penegak hukum dan pemerintah sebagai pihak berwenang untuk mengatasi kasus tersebut? Apakah issue2 diatas diangkat ke permukaan, dikarenakan ada motif dan sentimen politis menjelang 2024 atau benar2 sebuah kasus riil yang butuh penanganan sebagaimana mestinya oleh penegak hukum dan pemerintah?

POLITIK PEMBERITAAN VS KEPENTINGAN BISNIS

Ada strategi dan model pemberitaan yang dalam dunia jurnalistik dinamakan sebagai "framing". Framing didefinisikan sebagai pendekatan kaum jurnalis dalam menyeleksi isu dan berita yang akan disiarkan. Perspektif framing digunakan untuk menentukan fakta apa yang akan diberitakan, bagaimana menonjolkannya, menghilangkan bahkan mengarahkan sebuah berita (D'Angelo, 2010).

Setiap pemberitaan khususnya di media massa arus utama (mainstream) tentu akan memberikan gaung dan dampak yang luar biasa kepada kehidupan sosial  kemasyarakatan.

Pemberitaan2 yang kurang memiliki data dan fakta yan lengkap, bisa jadi akan menjadi sebuah opini, bukan pemberitaan fakta sebagaimana pakem jurnalisme.

Kembali kepada pemberitaan2 yang setiap hari silih berganti dan membuat kontroversi di masyarakat, bisa jadi bermotif "politik pemberitaan" yang memang di-framing untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Bahkan, pemberitaan2 yang bertubi-tubi untuk kasus2 heboh seperti Al Zaytun dan JIS, bisa membuat masyarakat lupa akan sebuah berita besar yang sedang dalam proses hukum seperti kasus BTS yang merugikan negara triliunan rupiah.

Prinsipnya, setiap berita yang muncul dan membuat kehebohan di masyarakat harus diikuti dan selalu dimonitor oleh masyarakat. Peran masyarakat untuk selalu kritis terhadap setiap pemberitaan sangat dibutuhkan, agar media massa tetap adil dan berimbang serta objektif dalam memberitakan sebuah kasus sosial.

Sebuah berita yang membuat kegaduhan dan pro-kontra, akan membuat berita yang jauh lebih penting seperti korupsi yang merugikan uang negara bisa secara perlahan redup dan tidak menjadi prioritas pengawasan publik.

Mari kita bersama media massa untuk selalu mengawasi setiap kasus yang merugikan negara, agar selalu tetap diproses sesuai hukum yang berlaku secara adil, anti diskriminatif, objektif dan profesional. 

Kita butuh berita2 berdasarkan data dan fakta yang kuat, bukan berita2 yang hanya berisikan pesan2 dan opini yang justru akan membelokkkan informasi yang benar kepada masyarakat.

Peran media massa arus utama yang menjadi salah satu pilar demokrasi diharapkan mampu menjadi alat, mata dan telinga masyarakat dalam melakukan kontrol sosial atas fakta2 yang harus mendapatkan perhatian, perbaikan dan  kewaspadaan untuk kebaikan, ketenteraman dan ketertiban kehidupan sosial.

"Alasan kecil mengapa para novelis makin menjauhkan diri dari para jurnalis adalah bahwa para novelis berusaha untuk menulis kebenaran dan para jurnalis berusaha menulis fiksi." - Graham Greene

Bekasi, 07 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANIES, KOALISI BESAR & MASA DEPAN DEMOKRASI KITA Penulis: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Politik, Hukum & Demokrasi)

POLITIK, PEMIMPIN & PANUTAN Penulis: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Politik, Demokrasi & Hukum)

TRAGEDI POLITIK ANIES & TIRANI PARPOL Oleh: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Politik, Demokrasi & Hukum)