Kompetensi Era Revolusi 4.0 Oleh: Yosminaldi, SH. MM (Mahasiswa Doktoral MSDM Univ. Negeri Jakarta) Ketua Umum FK-HR EJIP, ASPHRI & Praktisi Senior HRD

 

Manajemen Perusahaan, pasti menginginkan karyawannya bekerja secara efektif, efisien & cerdas, terlepas dari apa saja bidang tugas dan pekerjaannya. Berbagai cara dilakukan Manajemen untuk mengevaluasi calon karyawan, agar sesuai dengan kompetensi kerja yang sudah dipersyaratkan oleh perusahaan.

Secara etimologi, istilah kompetensi berasal dari kata bahasa Inggris "competency" yang artinya kecakapan atau kemampuan (Echols dan Shadily,1983:132). Sedangkan menurut Purwadarminta (1982:51), menjelaskan kompetensi sebagai kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Dengan kata lain bahwa kompetensi disebut sebagai wewenang atau kewenangan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengertian kompetensi adalah kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dengan demikian, tekanannya pada kewenangan dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas pada suatu jabatan atau pekerjaan seseorang didalam organisasi atau suatu instansi pemerintah maupun swasta.

Secara khusus, perlu dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi tidak hanya sekedar kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas administratif semata. Namun kompetensi akan menyangkut ajaran mengenai manusia dan perilakunya, secara hukum manusia dalam melakukan tindakannya harus sesuai dengan norma-norma atau aturan yang berlaku di dalam kehidupannya (Logeman, 1955:48-52).

Sasaran yang ingin dicapai dari konsep kompetensi yaitu, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan yang menjadi bagian dari munculnya kompetensi seseorang. Karena karakteristik suatu pekerjaan dalam jabatan tertentu keadaannya berbeda-beda, maka kompetensi yang dituntut oleh masing-masing jabatan dalam organisasi akan berbeda-beda pula.

Setinggi apapun kompetensi atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang di dalam melaksanakan kewenangan tersebut, nilai manusia harus menjadi perhatian utama. Setiap profesi dalam jabatan tertentu akan memiliki karakter tertentu yang akan menjadi landasan bagi pencapaian efektivitas organisasi dalam menentukan visi dan misi yang ingin dicapai.

Pada akhirnya, beberapa jenis kompetensi, seperti "mempengaruhi orang lain" lebih baik untuk tim penjualan, sementara "pemikiran analitis" paling cocok untuk pekerjaan yang berorientasi pada detail. Seorang Manajer, mungkin mendapat nilai tinggi untuk kedua kompetensi tersebut.

Dibawah ini, beberapa poin penting kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang Pimpinan, dirangkum dari pendapat dan pemikiran sejumlah Pakar Manajemen SDM, yang bermanfaat untuk calon2 Pemimpin Perusahaan dalam menghadapi era revolusi 4.0 yang sedang “trend” dewasa:

 

·       Kemampuan mempengaruhi Orang Lain

Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, penting bagi karyawan yang mengelola sumber daya manusia, khususnya untuk tim penjualan & tim negosiasi. Mempengaruhi orang lain, mengacu pada kemampuan untuk mempengaruhi pendapat dan tindakan orang lain, mendapatkan dukungan untuk program dan membangun hubungan yang kuat. Mereka yang mendapat skor tinggi dalam kompetensi ini, mengidentifikasi masalah dan mengusulkan solusi, sehingga mampu membangun kepercayaan dari orang lain. Bila perlu, mampu mencarikan solusi, ketimbang hanya melampiaskan masalah.

 

·       Kemampuan berfikir analitik

Pemikir analitis, adalah konsep dan model pemikiran yang dapat melihat masalah atau sistem, dan memecahkan masalah menjadi komponen yang logis dan sistematis, khususnya dalam menangani hal-hal apapun secara metodis. Dia harus mampu membuat daftar "pro dan kontra", ketika membuat sebuah keputusan. Selain itu, dia juga harus mampu membuat peta dari proses yang ada, untuk mengidentifikasi dimana celah atau poblematika baru, bisa terjadi. Manajemen perusahaan membutuhkan anggota tim yang mampu berfikir analitis dan dapat memprioritaskan kegiatan sehari-hari dan mengidentifikasi penyebab masalah umum di tempat kerja.

·       Penetapan tujuan & target

Kemampuan dalam menentukan serta mencapai tujuan & target, sebagai sebuah kompetensi, lebih dari sekadar mengatakan apa yang diharapkan seseorang untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu. Karyawan yang mendapatkan skor tinggi dalam penetapan tujuan & target, akan mendorong & mempengaruhi keefektifan tim kedepan, dengan membantu mencapai target jangka pendek, menengah, panjang, untuk dirinya sendiri dan untuk tim. Rencana & program kerja dikembangkan, dan kemajuan terus dipertahankan untuk melihat, apakah pencpaian tujuan dan target selalu berada di jalur yang benar.

 

·       Percaya diri

Kepercayaan diri sebagai sebuah kompetensi, diukur sebagai kemampuan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Manajemen perusahaan perlu menyadari, bahwa seorang karyawan mungkin tidak memiliki kepercayaan diri pribadi yang tinggi, tetapi bisa saja mampu menunjukkan rasa percaya diri yang luar biasa ketika diberikan tugas untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan tertentu.

Sebagai contoh, karyawan yang lebih muda mungkin tidak merasa percaya diri dalam menyajikan laporan didepan banyak orang, tetapi mungkin memiliki kepercayaan diri dalam  menyiapkan semua data yang diperlukan untuk laporan tersebut. Mereka yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi lebih mampu menangani tugas atau masalah yang lebih sulit saat tampil didepan publik.

 

·       Berintergritas tinggi

Integritas berarti melakukan hal-hal yang benar, terlepas dari konsekuensi pribadi. Pimpinan perusahaan, harus mencari calon karyawan dan pimpinan yang berintegritas tinggi di semua level jabatan. Kompetensi ini harus ditunjukkan dalam segala hal, mulai dari hal-hal kecil, seperti tidak datang terlambat, hingga kemampuan dalam membantu klien, sesuai dengan konsep “service excellent”.

Setiap karyawan adalah cerminan dari perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, tim yang menunjukkan integritas tinggi dalam semua aspek bisnis dan layanan pelanggan, mencerminkan sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan.

 

·       Penyelesaian masalah

Manajemen perusahaan, ingin anggota timnya mampu memecahkan setiap permasalahan dengan baik dan benar. Hal ini tidak selalu mengacu pada konsep ilmuwan yang memecahkan permasalah yang kompleks. Seringkali, kemampuan ini mengacu pada evaluasi situasi & kondisi negatif, untuk menemukan resolusi positif & brilian. Karyawan yang mampu membuat puas pelanggan yang tadinya tidak puas, adalah pemecah & penyelesai masalah yang baik.

Sudahkah pimpinan di perusahaan anda, mulai pimpinan terendah sampai tertinggi memiliki kompetensi-2 dasar & utama diatas dalam menghadapi revolusi digital 4.0? Tetap semangat dan Be Competent!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT 20% MENGHINA AKAL SEHAT PUBLIK Penulis: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Politik Berkeadilan)

MENTALITAS & BUDAYA PENEGAKKAN HUKUM BERKEADILAN Oleh: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Sospol, Hukum & Ketenagakerjaan)

DILEMMA KEKUASAAN EKSEKUTIF: POLITIK AKOMODATIF VS POLITIK OPOSISI Penulis: Dr. Yosminaldi, SH.MM (Pemerhati Politik, Demokrasi & Hukum)